Popular Post

Sugeng Rawuh ---> Welcome ---> Ahlan wa Sahlan ---> Selamat Datang di Ngroto,Gubug,Grobogan
CahNgroto.NET

Tuesday, March 29, 2011

Puluhan Ribu Orang Padati Ngroto

NGROTO - Hujan yang terus turun mengguyur sejak rabu pagi sampai dengan sore hari tidak menyurutkan animo puluhan ribu pengunjung yang menghadiri acara Haul Akbar Ngoto 2011.
Rangkaian acara yang dimulai pada Rabu petang 23 Maret 2011 sampai dengan Kamis siang 24 Maret 2011 itu dipadati oleh para jama'ah sejak Rabu pagi. Puluhan kendaraan umum & ratusan kendaraan pribadi berpelat nomor polisi berbagai daerah di pulau Jawa tampak berjajar memenuhi area parkir yang disediakan oleh panitia.

Tidak kurang dari 30 ribu nasi bungkus yang disediakan panitia selama dua hari pelaksanaan habis terbagi. Jumlah tersebut masih ditambah dengan jamuan prasmanan & ratusan "sego talaman".

Tampak hadir dalam acara, K.H Fathul Arifin Al-Ishaqi, para Kiyai & sesepuh Jama'ah Al Khidmah dari berbagai wilayah serta puluhan Habaib dari Semarang, Tegal, Pekalongan dll. Serta tidak ketinggalan para pejabat pemerintahan juga nampak khusuk mengikuti rangkaian acara.
»»  Baca Selanjutnya >>>...

Thursday, February 10, 2011

Melepas Mimpi di Langgar Kali


"Gubrak"...suara itu sejenak membangunkan lamunanku. Tampak samar-samar dikejauhan, seorang lelaki tua mulai menata posisi sepeda onthel yang sempat ambruk karena tidak kuat menahan beban tumpukan karung penuh padi basah. Satu persatu "kadut bagor" (karung) bertulisakn PUSRI coba ditata kembali keatas onthel.

Suatu siang di Kauman Ngroto, hari itu cuaca terasa gerah, sengatan matahari seakan menembus pori-pori kulit, rumah tempatku ngiyup semaki
n terasa menyempit, sumpek, sumuk, panas ono kabeh. Hasrat untuk mencari suasana yang lebih baik akhirnya membawaku ke sebuah tempat di pinggir desa. "Langgar Kalikulon", begitu kami di Ngroto menyebutkan nama sebuah bangunan sekitar 3x4 meter berbentuk rumah panggung, terdapat dipinggir sungai irigasi yang bermuara di Kali Tuntang, dan sering digunakan oleh masyarakat untuk melakukan sholat & sekedar beristirahat melepas lelah setelah sehariaan bergelut dengan lumpur sawah.


Sesampai di Langgar Kalikulon, nuansa sejuk, isis, ayem, seger langsung terasa menerpa tubuh. Hamparan padi yang menguning di sebelah barat, suara gemricik air yang melewati pintu air di selatan, rimbunan bermacam pepohonan yang tumbuh di timur & utara, teriakan riang anak-anak kecil yang sedang "Jor-joran, bluron" di Kali depan Langgar, serta tiupan semilir angin yang perlahan mulai merubah gaya klasik sisiran rambutku, semakin membuatku terhanyut dalam bermacam lamunan tentang keasrian & keunikan Desa Ngroto.

Suara sepeda onthel yang ambruk kembali menyadarkanku. Terlihat kenyataan didepan mata, hamparan puluhan hektar tanaman padi yang sudah memasuki masa panen membuatku tertegun kembali. Disela rerimbunan tanaman padi & panasnya terik matahari, puluhan orang tetap asyik "ngarit, ngedos, nggepyak, tetek". Beberapa diantara mereka ada yang tampak mulai sibuk memasukkan butiran - butiran padi basah kedalam "kadut" untuk diangkat ke pinggir jalan, ada yang bersusah payah "manggul kadut" melewati "galengan" yang "mathol", dan ada yang sedang sibuk menata tumpukan kadut untuk dinaikkan ke onthel mereka.
Semangat kerja keras & pantang mengeluh tampak nyata dalam raut - raut wajah yang mulai keriput menua.
Next....

»»  Baca Selanjutnya >>>...

Anakku malang, Ayahku sayang

Beberapa hari yang lalu, di sebuah group di jejaring sosial Facebook, ada seorang member yang posting tulisan renungan. Entah itu tulisan beliaunya sendiri atau dapat tulisan tersebut dari orang lain,wallahu 'alam...saya hanya ingin berbagi cerita itu, semoga bisa membuka mata hati kita...
-----------------------------------
Roy Romero 'Berontak Zine'

Sekedar renungan untuk kita semua..., bahwa apa dan bagaimanapun kesibukan kita jangan lupa pada orang yang seharusnya kita sayangi.

Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…
Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
--------------------------------------

Sudahkah kita membahagiakan keluarga kita?
Berapa kali kita menyakiti kedua orang tua kita?

»»  Baca Selanjutnya >>>...

Wednesday, February 9, 2011

Untold Story: Gempa Jogja & Erupsi Merapi

Baru saja, saya di Tag sebuah Notes:Cerita tentang merapi di Facebook saya. Kenangan tentang Merapi akhirnya membawa saya kembali ke tahun 2006.
Monggo diwaos....

Nunut cerito...
Sabtu pagi 27 Mei 2006...
Jam belum tepat menunjukkan jam 06.00 pagi,suara gemuruh plus goncangan dahsyat terasa mencekam & membuat panik warga. sekitar kampus UII Jakal,warga keluar rumah.Genteng2 rumah berjatuhan,bebrapa pohon tumbang,teriakan terdengar dimana2...
Naluri& logika kita yg berada di km:15, Merapi Meletus..!!!
sontak hampir selururuh orang yg berada disekitar Kampus terpadu,terpaku melihat ke arah utara,Merapi masih terlihat anggun & kokoh dengan kubah lavanya.
hari itu,UII ada acara Wisuda di Auditorium Kahar Muzakkir. Listrik & air mati,TV & radio otomatis mati juga..sinyal HP nge-Blank..informasi masih simpang siur...apa yang sebenarnya terjadi?..benarkah Merapi Meletus?
Dengan perasaan yang masih penuh tanya & kepanikan,saya berangkat ke kampus u melaksanakan kewajiban pekerjaan n ikut membantu pelaksanaan Wisuda.
Di sepanjang jalan Degolan sampai Kampus,banyak warga yg bergerombol menghadap Merapi dengan pakaian seadanya,baju tidur,sarungan,pakai handuk dll.terlihat jelas kepanikan & kebingunan juga meliputi mereka.
Sesampainya di Kampus,terlihat bebrapa Wisudawan bersama keluarga mereka juga mengalami hal sama dengan apa yang dialami Warga.
Untuk ukuran normal acara Wisuda,jam 6-7 biasanya sekitar Masjid sudah dipenuhi oleh Wisudawan n pengantar. Tpi,kembali naluri saya bertanya,ko' blum ramai ya?mosok ga jadi Wisuda?
Selesai Parkir motor,saya masuk kampus FK untuk presensi keehadiran,dan...semakin terhenyaklah saya, ketika melihat begitu banyaknya genteng2 kampus yang jatuh ke lantai dasar. Genteng kampus yg begitu tebel n kuat bisa jatuh juga...retakan2 di dinding gedung juga nampak mencolok mata..
saya bergegas keluar gedung untuk berkumpul dengan bebrapa teman lain yg sudah datang terlebih dahulu.
saling bercerita, tentang apa yang baru saja terjadi.
ternyata teman2 yang rumahnya lebih bawah(seblum km:15),mengalami kejadian yg lebih parah.
belum selesai kami bercerita,bebrapa kali goncangan susulan membuat panik Wisudawan yg ada didalam Auditorium.
Ditengah hiruk pikuk kebingungan & kepanikan orang2, muncul kabar dari temen2 Photografer(tukang foto Wisuda) yg baru tiba,klo di Kota Jogja & bantul banyak terjadi korban jiwa & menegaskan klo tadi pagi terjadi Gempa Bumi di Wilayah Bantul.
Listrik & Sinyal HP masih blank...kurang lebih jam 8,tiba lgi bebrapa temen yang wilayah kota,dengan tergopoh2 panik memberi tahu klo Tsunami sudah sampai Kentungan. Refleks,sya berinisiatif mengecek kebenaran kabar tersebut dengan cara nekat naik ke Kubah Masjid Ulil Albab(waktu itu masih ada skafolding u naik). terlihat sejauh mata memandang,hanya ada kepulan asap hitam pekat menyelimuti kota jogja,raungan suara motor yg ngebut saling bersautan menambah kengerian...Logika sehat hari itu sepertinya dikalahkan oleh kepanikan massal yang terjadi...ah mosok sih bener Tsunami?? ya klo takdir sya memang sampai hari ini,saya terima y Tuhan,tpi,ijinkan sya untuk berpamitan kepada kedua orang tua sya,gumam sya dalam hati.
saya bergegas turun dri Kubah menuju teman2 lain yg masih saling mencari kebenaran berita yg terjadi.sya ijin pulng Kos sbentar u telfon Rumah...sampai didepan boelevard kampus,tepat didepan saya ada kejadian yang sampai sekarang masih menjadi bahan renungan sya. ratusan atau mungkin juga ribuan motor & kendaraan saling melaju dari kedua sisi,dari arah Selatan Ke Utara n Utara Ke selatan,bertemu&bertabrakan macet didepan kampus UII. Isu Tsunami di Jogja ternyata membuat orang2 panik untuk mencari tempat yang lebih tinggi,sebaliknya kepanikan warga yang ada disekitar lereng Merapi membuat mereka eksodus ke daerah bawah yang menjauhi gunung.bebrapa Kru TV swasta yang setiap harinya Standby meliput di Lereng Merapi,mungkin sudah mendengar kabar klo ada bencana gempa di Bantul & mereka berniat meliput,tapi kondisi yang macet total di sekitar kampus UII menjadikan para kru TV memilih untuk masuk Kampus & memngabadikan kejadian2 itu dari Boulevard UII....
yang dari gunung ingin turun,yang dri bawah ingin naik...
ampunilah dosa saya & seluruh kelurga sya ya tuhan...

kesel nulise...sambung kapan2 lagi yaak...:)

masih selalu teringat dengan senyum,guyonan & sambutan hangat simbah Maridjan & keluarga ketika sya bersilaturahmi di kediaman beliau..
"aku iki dudu sopo2,ora iso opo2,ojo foto aku,fotonen gunung lor kuwi opo kanjeng Sultan wae,opo kuwi barang2 sik nak tembok yo ra opo-opo,tpi ojo aku sik difoto.." salah stu kalimat beliau,ketika melihat sya mengarahkan kamera kearah beliau...
merindukan sejuknya Masjid dibarat rumah beliau...dinginnya air wudhu yg ada di Masjid & keramahan tetangga2 beliau...:(
»»  Baca Selanjutnya >>>...

Iris : GGD

And i don't want the world to see me, 'cause i don't think that they'd understand, when everything's made to be broken, i just want you to know who i am,,,

My Project

Recent Post